Kamis, 29 September 2016

Komponen Program BK Komprehensif



Komponen Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Menurut Depdiknas (2007: 207), ”program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan, yaitu: (1) pelayanan dasar bimbingan; (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan individual, dan (4) dukungan sistem”. Adapun pengertian tiap-tiap komponen pelayanan tersebut sebagai berikut:
1.      Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih populer dengan sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar, menurut Gybers & Henderson (American School Counselor Association, 2005: 22) kurikulum bimbingan ini diperuntukan kepada seluruh peserta didik yang diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan keterampilan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembang; pengalaman terstruktur yang disebutkan.
2.      Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson (American School Counselor Association, 2005: 22), tujuan pelayanan ini adalah memberikan bantuan khusus bagi konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan degan segera.
3.      Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengem-bangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus konseli. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson (American School Counselor Association, 2005: 22), perencanaan individual merupakan kegiatan yang sistematis yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami dan mengambil tindakan untuk mengembangkan rencana masa depan.
4.      Dukungan Sistem
Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung. Menurut Gysber & Henderson (2006: 81), dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar